Alkisah Plengkung Gading

Yogyakarta – Bangunan Plengkung Gading menjadi bangunan yang paling bersejarah dan sakral karena merupakan peninggalan budaya di kota Yogyakarta milik keraton Ngayogyokarto Hadiningrat atau yang kerap dijukuki “keraton Jogja”. Keraton Jogja ini merupakan satu ikonnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena keraton ini merupakan istana resmi Sultan Hamengkubuwono X, yang merupakan gubernur sekaligus raja di Yogyakarta.

Terdapat menara sirine yang hanya dibunyikan pada dua momen khusus saja yaitu pada setiap tanggal 17 Agustus memperingati hari Proklamasi dan saat menjelang buka puasa Ramadhan. Plengkung atau gapura pintu merupakan satu bagian dari istana Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Pada zaman dahulu, plengkung merupakan gerbang utama sebelum memasuki dan keluar dari keraton. Bangunan ini memiliki lima gerbang utama, yakni : Plengkung Taruno siro di sisi utara, plengkung Madyasuro di sisi timur, plengkung Jagabaya di sisi barat daya, plengkung Jaga suro di sisi barat kesultanan kraton Yogya, dan plengkung Nirbaya/ Gading terletak di sisi selatan. Plengkung Nirbaya atau plengkung Gading ini terletak di sebelah selatan. Terletak sekitar 300 meter dari alun-alun kidul/ selatan Kota Yogyakarta. Plengkung Gading ini merupakan satu-satunya pintu keluar raja yang wafat untuk selanjutnya disemayamkan di Makam Raja-Raja Imogiri. Konon, selama Sultan masih gersang di dunia, beliau tidak diperkenankan melewati plengkung Nirbaya/ Gading ini.

Plengkung Gading merupakan gerbang masuk menuju area keraton Yogyakarta dari sebelah selatan dan dibuka untuk umum. Bangunannya sarat akan nilai sejarah. Bagi kalian yang sedang berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa untuk mampir ke Plekung Gading.

Di sebelah utara, kita bisa menikmati arsitektur plengkung yang penuh pesona. Apalagi bagi mereka yang gemar berfoto, cocok banget untuk dijadikan referensi tempat untuk mengambil foto. Terutama pada malam hari, kita akan dibawa ke suasana Yogyakarta tempo dulu. (Ryanka Ibrahim / 01716143776)

Leave a comment