Tingkatkan Fasilitas Literasi Masyarakat

Yogyakarta – Tempat belajar tidak selalu identik bangku sekolah atau lembaga pendidikan formal.Belajar pun bisa dilakukan di sebuah tempat bernama perpustakaan. Boleh dikatakan perpustakaan memberi keleluasaan akses ruang bagi terciptanya proses pembelajaran mandiri lintas batas usia. Ada ungkapan bijak yang mengatakan bahwa setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah, setiap buku adalah ilmu. Boleh berhenti sekolah tapi jangan berhenti belajar. Ungkapan itu mengisyaratkan belajar merupakan sebuah proses yang harus terus menerus dilakukan di manapun dan kapanpun.  Perpustakaan menjadi ruang literasi seluruh lapisan masyarakat.

Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, pada sebuah Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan di Jakarta beberapa waktu lalu pernah menyampaikan jumlah perpustakaan di Indonesia ada 164.610 buah. Indonesia menempati posisi kedua yang memiliki perpustakaan terbanyak di bawah India dengan 323.605 perpustakaan.

Sementara data Kemendikbud RI memperlihatkan lebih dari 6000 perpustakaan berbasis masyarakat (taman bacaan) tersebar di negeri kita. Informasi tersebut memperjelas bahwa ternyata ada banyak ruang bisa diakses masyarakat dalam rangka aktivitas literasi. Bukan cuma enam literasi dasar saja, tetapi juga aktivitas literasi berbasis pengetahuan lainnya.

Sebagai ruang literasi, perpustakaan tentu sering dikunjungi banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat. Namun di Indonesia kita masih sering menemukan perpustakaan yang dikelola seadanya. Asal memiliki koleksi dan layanan peminjaman pengembalian buku sudah dianggap cukup, tanpa memperhatikan aspek lain. Padahal kebutuhan pemustaka tak hanya koleksi, layanan, atau informasi namun lebih dari itu. Beberapa hal sebenarnya dibutuhkan para pemustaka misalnya ketenangan, penerangan memadai, tersedianya listrik untuk charger, keramahan para pustakawan, suasana sejuk santai. Termasuk kebersihan maupun kerapian ruangan perpustakaan.

Berbasis Masyarakat

Garis besarnya kondisi dan suasana perpustakaan membuat betah siapapun. Di samping sudah lebih baik, koleksinya cukup menjanjikan sesuai kebutuhan. Koleksi digital maupun perangkat teknologi informasi pendukungnya tersedia. Pemustaka bisa berselancar di dunia maya menggunakan layanan akses internet wifi gratis.

Tak hanya perguruan tinggi,Kita semua berharap perpustakaan semakin konsisten melayani kebutuhan masyarakat. Merupakan tugas kewajiban segenap personil di lingkup internal menjadikan perpustakaan sebagai sebuah tempat menarik, dinamis, nyaman, dan bermanfaat. Sedangkan dukungan pemerintah maupun lembaga-lembaga yang memberikan perhatian khusus pada dunia perpustakaan amat dibutuhkan. Terlebih era milenial seperti sekarang ini dimana sebagian besar layanan perpustakaan memanfaatkan perangkat teknologi informasi. Fasilitas layanan perpustakaan diharapkan mampu mengakomodir serta menciptakan kenyamanan berliterasi masyarakat, terutama generasi muda di zamannya. Akses ruang literasi masyarakat senantiasa ditingkatkan.

(Ryanka Ibrahim / 01716143776)

Leave a comment